Sekolah pak bapak telah terbukti mampu sukseskan pendidikan dalam hal penguatan karakter khususnya di lingkungan keluarga dan kegiatan ini masih terus bejalan dengan baik dan bejalan sesuai dengan kesepakatan bersama khususnya di wilayak dusun Paluombo desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo kabupaten Jember. kegiatan yang dikemas dengan majlis Taklim ini mampu menjadi ujung tombak dalam rangka membina masyarakat yang beriman. Peranan sekolah pak bapak ini telah mencapai tujuan, yakni membentuk manusia yang takwa dalam kehidupan modern serta pembinaan keluarga yang sakinah.
Berawal dari keprihatinan kondisi lingkungan yang menjalar kekeluarga utamanya kenakalan remaja serta kehidupan yang kurang sehat serta banyaknya kekerasan yang bersumber dari keluarga, sejumlah bapak bapak berinisiatif untuk memberikan penyuluhan tentang keadaan sosial yang terjadi akhir akhir ini. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan agenda pertemuan rutin, semisal pertemuan majlis taklim/pengajian seperti arisan, Rukun kifayah, majliz dzikir manakiban maupun pertemuan lainnya.
Mohammad Ali, penggagas kegiatan tersebut menyebutnya dengan “sekolah pak bapak”, karena selain mengadakan membaca dzikir dan sholawat bersama diakhir acara diisi dengan beberapa materi terutama pendidikan keluarga. Menururutnya pendidikan keluarga sangat penting diterapkan di forum tersebut karena Keluarga memiliki dampak yang besar dalam pembentukan perilaku individu serta pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anak-anak karena melalui keluarga anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai, serta kecenderungan mereka ,Keluarga bertanggungjawab mendidik anak-anak dengan benar dalam kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Untuk itu dalam keluarga memiliki sejumlah tugas dan tanggungjawab. Tugas dan kewajiban keluarga adalah bertanggungjawab menyelamatkan faktor-faktor cinta kasih serta kedamaian dalam rumah, menghilangkan kekerasan, keluarga harus mengawasi proses-proses pendidikan, orang tua harus menerapkan langkah-langkah sebagai tugas mereka.
Disekolah pak bapak dikemas berbeda dibandingkan dengan sekolah formal dan tidak ditemukan fasilitas seperti bangku dan meja, papan tulis, dan media pembelajaran lainnya. Dan tidak akan menemukan pendidik yang berpakaian formal dan terorganisir, yang ada hanya diskusi santai tentang pendidikan kekeluarga dan fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, biasanya diforum tersebut dijadikan sebagai ajang curhat tentang tata cara mendidik keluarga yang baik dan benar.
Salah satu peserta sekolah Erfan 57 Tahun mengatakan, sangat senang mengikuti sekolah pak bapak dan suasana diskusi santai. Ia merasa mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik. “Diajarkan untuk mampu berkomunikasi. Seperti mengajak anak makan bersama dan berdiskusi tentang apa saja dalam keluarga,” katanya.
Sementara itu Abdul Rofik 60 Tahun mengaku pertemuan semacam ini penting diikuti. Dari diskusi kelompok ini, ia merasa diingatkan untuk membangun komunikasi yang baik di keluarga. “Mendidik anak harus sabar dan tidak boleh mecampur adukan masalah yang kita hadapi pada anak. Jika ada masalah diluar misalnya, harus dibedakan. Itu pesan yang saya dapat dari diskusi kelompok hari ini, “kata salah satu perangkat desa Sumbersalak ini.
Selama mengikuti kegiatan sekolah Pak Bapak Abdul Rofik kerap kali menjadi pemateri diacara yang digelar setiap satu kali dalam satu minggu tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut penting dilakukan karena Pendidikan yang utama dan pertama sesungguhnya adalah keluarga. Dari sejak di rumah lah seorang anak ditempa, dididik, diarahkan, diluruskan, dengan penuh cinta dan kasih sayang. Sentuhan lembut, perhatian yang tulus, pendampingan yang terus-menerus, adalah wujud kepedulian orang tua. Oleh karenanya dia kerap kali membicarakan pentingnya pendidikan keluarga disetiap pertemuan. (Iwan)