Dalam Festival Egrang ke-10 yang puncak acaranya jatuh pada hari Sabtu, 21 September 2019 bertepatan dengan hari Perdamaian Dunia ini akan memilih tema “Memuliakan Desa yang Damai”.   Mengapa tema ini dipilih? Pertama, sesungguhnya desa itu memiliki potensi sumberdaya manusia, alam, ekonomi dan  sosial  yang luar biasa untuk mendukung kesejahteraan dan kedamaian masyarakatnya jika warganya secara kolektif mengelola dirinya dengan tepat. Desa bisa menjadi tempat kembalinya anak-anak muda yang telah berhasil menimba ilmu di ibukota berpartisipasi membangun desanya jika desa berhasil kita muliakan; Kedua, desa dapat menjadi tiang negara jika warganya berhasil memakmurkan dan  menciptakan perdamaian sehingga desa bisa menjadi rumah buat semua manusia dengan beragam latar belakang—Bhineka Tunggal Ika; Ketiga, desa yang damai juga dapat melindungi warganya dari agen-agen trafficking dan ekstrimisme kekerasan karena warganya memahami  proses-proses migrasi yang aman dan warganya saling menghargai satu dengan yang lainnya; Keempat, desa yang damai  akan menjadi lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang  anak-anak, baik yang mempunyai keluarga inti lengkap maupun tidak utuh karena warganya akan melakukan pengasuhan anak di desa secara gotong royong;

Dengan Tema “Memuliakan Desa yang damai” itu,  Festival Egrang Ke-10 ini diharapkan akan menjadi arena ekspresi budaya semua partisipan dengan beragam latar belakang dan beragam usia. Akan menjadi ajang perjumpaan beragam manusia  yang menggembirakan dan bahagia, menjadi ajang berbagi dan dialog ide-ide yang menggugah bagaimana secara bergotong royong “memuliakan Desa yang Damai”.

Rangkaian Kegiatan Festival Egrang ke-10 Setiap tahun, Festival Egrang selalu dirangkai dalam beberapa lomba dan kegiatan sebagai berikut:

  • Jalan sehat egrang, senam bersama lansia dan launching Festival Egrang ke 10, minggu, 28 Juli 2019 di pasar lumpur;
  • Lomba mewarnai tingkat TK/RA dan menggambar tingkat SD/MI Se-Kabupaten Jember dalam rangka Festival Egrang ke 10 yang akan dilaksanakan bersamaan acara Pasar Lumpur pada hari Minggu, 28 Juli  2019  mulai jam 08.00 – selesai;
  • Lomba balap egrang tingkat TK/RA dan SD/MI pada tanggal 25 Agustus 2019 di pasar lumpur;
  • Lomba mural (menggambar di dinding) bertema “Memuliakan Desa yang Damai” bernuansa Egrang yang akan dimulai pada tanggal 1 Juli hingga 10 September 2019; Informasi Pendaftaran klik
  • Lomba gerbang tema “Memuliakan Desa yang Damai” bernuansa egrang akan dimulai tanggal 1 juli sampai 10 September 2019; Informasi Pendaftaran klik
  • Lomba inovasi produk kerajinan tangan (handicraft) se-Kabupaten Jember yang akan dimulai pada 1 Juli dengan waktu pengumpulan pada 10 September 2019;
  • Workshop Nasional dengan tema “Memuliakan Desa yang Damai” pada 20 September 2019.
  • Temu anak/jambore untuk saling belajar dalam penguatan kepemimpinan anak-anak terkait tema ”Memuliakan Desa yang Damai” dilaksanakan pada 19-20 September 2019.
  • Festival kuliner dengan tema “Kuliner Desa” se-Kabupaten Jember dilaksanakan pada 20-21 September 2019; Informasi pendaftaran klik
  • Puncak acara Festival Egrang dilaksanakan pada, Sabtu tanggal 21 September 2019 dengan perlombaan Pawai Egrang dan Street Performence Defile Kehormatan yang akan dilangsungkan disepanjang jalan utama Kecamatan Ledokombo yaitu start didepan Polsek dan finish Lapangan Kecamatan Ledokombo  pada  jam 12.00 – selesai. Pada puncak acara Festival Egrang juga turut dimeriahkan dengan lomba lainnya yaitu :
  • Pameran foto terkait dengan tema “Memuliakan Desa yang Damai”;
  • Lomba hunting foto dengan tema “Memuliakan Desa yang Damai”; informasi Pendaftaran klik
  • Lomba foto selfie;
  • Lomba video; Informasi Pendaftaran klik
  • Bazar kerajinan tangan;
  • Pameran kelompok sadar wisata/DestinasiWisata di Jember
  • Workshop pegiat kuliner bertopik “Tumpeng yang memuliakan Desa”.
  • 20 September petang, Kopdar kitab Ihya Ulumuddin bersama kang Ulil Abshar Abdalla dengan para ulama muda   (MWC NU LEDOKOMBO,  ASPARAGUS, asosiasi para Gus Jember, Aktifis pemerhati sosial keagamaan lintas agama).
  • 22-23 September : Temu Pemuka Agama/ ulama perempuan Jatim dan networking dengan Musawah Global (Jaringan pemerhati isu dan perkembangan keluarga). Kerja bareng Tanoker dan Rahima
  • Topik isu
    1. Pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis Gender di Indonesia
    2. Gerakan penguatan keluarga buruh migran dan anak buruh migran /yatim piatu sosial)
    3. Memuliakan Desa, memuliakan Indonesia dan Dunia. Dimana dan Bagaimana Perempuan?
SHARE