” KIAT JITU MENEMUKAN PELUANG DAN MENGELOLA WIRAUSAHA
UNTUK BURUH MIGRANT DAN ANGGOTA KELUARGANYA “
Pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian tidak terlepas dari proses pemasaran yang baik dan efektif agar pemberdayaan ekonomi yang dilakukan terasa manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat tersebut. Pemberdayaan mulai dari tahapan pendampingan produksi, perubahan pola pikir, dari pola pikir miskin menjadi pola pikir pengusaha tentunya juga membutuhkan ketepatan dalam memasarkan produk yang diberdayakan.
Demi mewujudkan kemandirian paripurna masyarakat yang diberdayakan tersebut maka Tanoker Ledokombo mengadakan Pelatihan Remitansi yang berbasis potensi lokal pada hari Rabu, 14 September 2016, bertempat di gedung belajar lantai II Tanoker Ledokombo Kabupaten Jember. Peserta pelatihan terdiri dari para ibu-ibu matan Buruh Migrant dan sebagian dari unsur kepemudaan sebanyak 30 orang yang siap memasarkan produknya sendiri.
Acara yang di mulai dengan Opening Ceremony Pelatihan Remitansi yang dihadiri oleh Camat Ledokombo serta pejabat dari Dinas Perindustrian dan perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Jember, Nanis Prihatin. Disperindag dalam sambutannya dia menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap perkembangan Kecamatan Ledokombo, pasalnya daerah ini merupakan kaya akan sumber daya alamnya yang harus di kelola oleh masyarakatnya, seperti tanaman Ubi Jalar yang banyak ditemui di daerah ini. Ubi Jalar sering ditemui sebagai makanan yang dikonsumsi seperti Cemilan. Ubi jalar juga mudah ditemukan dipasar-pasar tradisonal ataupun pasar modern, karena untuk budidayanya tidak terlalu sulit. Selain itu dia juga mengatakan jika di Ledokombo menyimpan sejuta pesona alam yang harus dikembangkan seperti air terjun dan tempat wisata yang ada di desa ini, ini harus dikembangkan dan di kelola oleh masyarakat sekitar.
Selain itu, Heri Setiawan Camat Ledokombo dalam sambutannya mengatakan, jika kegiatan pelatihan remitansi yang dilakukan oleh komunitas Tanoker ini merupakan usaha untuk membangun ekonomi keluarga yang rata-rata ibu-ibu disini adalah mantan buruh migran. Heri juga berinisiatif untuk membangun kampung ekonomi kreatif di kecamatan Ledokombo karena sarana dan prasarana sudah tersedia seperti di beberapa desa di kecamatan Ledokombo yang mempunyai tempat wisata yang sudah ramai dikunjungi oleh pengunjung.
DISPERINDAG SERAHKAN SURAT TANDA DAFTAR INDUSTRI
Disela acara opening Ceremony, Nanis Prihatin mewakili DISPERINDAG Kabupaten Jember menyerahkan langsung surat Tanda Daftar Industri (STDI) dengan nomor induk pendaftaran Industri Kecil: 09.3509.03318 kepada kelompok ibu-ibu Mantan Buruh Migran yang tergabung dalam kelompok Damarwulan dengan diwakili oleh ibu Miswarihatin yang memproduksi aneka camilan khas Desa Sumbersalak. Nanis Mengatakan, jika surat tanda Industri ini merupakan salah satu legalitas serta penguat bagi suatu brand ataupun produk. Izin usaha sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha tersebut. Diantara tujuan mendapatkan TDI adalah sebagai salah satu sarana perlindungan Hukum, dengan memiliki izin atau legalitas maka usaha anda tercatat secara legal oleh pemerintah sehingga anda dapat terhindar dari tindakan yang melanggar hukum, dan akan merasa aman dan nyaman dalam membuka usaha. Selain itu manfaat TDI adalah sebagai syarat dalam kegiatan yang sifatnya menunjang perkembangan usaha.
Disisi lain Miswarihatin berharap, dengan diterbitnya Surat Tanda Industri tersebut pemerintah, khususnya pemerintah kabupaten Jember lebih memperhatikan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) serta mampu memasarkan produknya keluar daerah. Selain itu dia berharap agar beberapa program pemerintah untuk usahanya tidak hanya seperti Angin sepoi-sepoi yang cepat berlalu tapi harus ada tindak lanjutnya.
Setelah acara serah terima Surat Tanda Daftar Industri kemudian acara dilanjutkan dengan beberapa pemaparan materi pelatihan remitansi bagi keluarga Buruh migran dengan fasilitator Kholili yang merupakan Aktivis Buruh Migran Indonesia. Dalam pemaparannya dia mengatakan bahwa kemiskinan menjadi penyebab utama pemicu tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja di luar negeri. Derita TKI juga mencerminkan kegagalan program pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja di dalam negeri.
“Awalnya memang karena kemiskinan. Lalu, karena program pengentasan kemiskinan tidak sampai ke daerah, maka mereka tidak dapat bersaing dengan dunia kerja di tanah air. Mereka kemudian memilih menjadi TKI di luar negeri,” kata Kholili.
Selain itu, masih kata kholili, beberapa faktor utama yang menyebabkan masyarakat bekerja keluar negeri adalah karena mempunyai tanggungan hutang, mencari uang yang nominalnya lebih besar, serta frustasi akibat tidak adanya lapangan pekerjaan didaerahnya.
Dia menambahkan, seandainya program pengentasan kemiskinan tercapai, mungkin mereka yang bekerja diluar negeri bisa memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilannya. “Tapi, nyatanya, sampai sekarang masih banyak yang bekerja di sektor informal diluar negeri,” tambah Kholili.
Disisi lain dia juga memaparkan, dari sekian banyak para Tenaga Kerja Inidonesia tidak semuanya mendapatkan hidup yang nyaman di negeri orang. Tidak jarang ada sebagian dari mereka yang pulang ke tanah air dalam keadaan tak bernyawa lantaran mendapat perlakuan yang buruk dari majikannya. Di beberapa negera tujuan TKI ini, kasus yang terjadi tak hanya sekali dua kali saja, tapi sudah berkali-kali sehingga patut diwaspadai apabila hendak mengadu nasib ke negara yang salah satunya adalah Arab Saudi, Negara ini paling sering menghadapi persoalan seputar tenaga kerja Indonesia. Kasus yang terjadi di negara ini meliputi penganiyaan, pelecehan seksual, bahkan sampai pembunuhan, serta perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di negara ini juga sangat buruk. Selain Arab Saudi, negara Malaysia yang letaknya bersebelahan dengan Indonesia juga masuk dalam daftar negara yang tidak aman bagi para TKI. Di negara ini sering terjadi tindakan pemerkosaan terhadap para TKI. Belum lagi tekanan-tekanan yang diterima TKI yang memiliki majikan kasar dan tidak manusiawi. Hal itu dirasa sudah cukup menjadi alasan kuat untuk menyebut Malaysia sebagai negara yang berbahaya bagi para TKI.
Maka diharapkan agar para pemangku kepentingan seperti para agen maupun penyalur tidak hanya mementingkan keuntungan belaka, tapi harus mementingkan kemanusiaan juga, mungkin banyak yang orang tidak tahu perlakuan agen yang kadang tidak berperi kemanusiaan. Bukan dengan cara seperti itu, calon tenaga kerja Indonesia harus dididik dengan cara halus tapi tegas malah mereka juga bisa mendengar, menerima untuk berdisiplin kerja nantinya. Kerjasama agen dengan majikan penting juga untuk memperlakukan mendidik calon pembantu dengan baik dalam bekerja.
Selanjutnya acara yang digelar selama dua hari tersebut dilanjutkan dengan pelatihan Strategi pemasaran produck lokal yang di fasilitasi oleh konsultan bisnis Agoen Ardianto. Pria yang sudah pernah mengajar di Young Entrepreneur School Yogyakarta ini, mencoba berbagi pengalaman dengan ibu-ibu mantan Buruh Migran yang dilaksanakan di gedung belajar lantai II Tanoker Ledokombo.
Pada kegiatan ini masing-masing peserta juga memperkenalkan produknya yang sudah diproduksi di rumahnya, seperti salah satu peserta yang bernama Enik Jumiati, ibu tiga anak ini memperkenalkan beberapa produksinya, salah satu jamu dan aneka kopi yang telah dibuatnya bersama kelompoknya, dalam keterangannya Enik mengalami beberapa kesulitan, misalnya terkendala dengan pemasaran.
Dalam pemaparannya di hari pertama pria kelahiran Bogor tersebut menjelaskan strategi pemasaran yang merupakan salah satu awal dalam rangka mengenalkan produk pada konsumen dan ini akan menjadi sangat penting karena berkaitan dengan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan. Strategi pemasaran akan bisa berguna dengan optimal apabila didukung dengan perencanaan yang terstruktur baik secara internal maupun eksternal. Strategi pengembangan, pelaksanaan kegiatan dalam strategi pasar sasaran produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran. Penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran. Fokus pemasaran strategis adalah kinerja keuangan yang berbeda dengan fokus tradisional terhadap peningkatan penjualan. Strategi pemasaran membangun keunggulan bersaing dengan mengkombinasikan strategi untuk mempengaruhi konsumen dan bisnis, untuk menjadi suatu kegiatan berfokus pada pasar yang terpadu.
Menurut Agun, salah satu yang dilakukannya adalah memasarkan dengan sistem titip barang di warung-warung terdekat, selain itu dia Juga harus rajin membaca kemauan masyarakat, misalnya jamu apa yang paling banyak di butuhkan saat ini. Pada dasarnya manajemen itu terdiri atas perancangan dan pelaksanaan rencana-rencana. Dalam membuat suatu perencanaan, dibutuhkan kemampuan untuk membuat strategi dan rencana. Untuk rencana jangka panjang maka dibutuhkan waktu yang lebih banyak. Sedangkan untuk pelaksanaan rencana tersebut, dia harus mendelegasikan keputusan-keputusannya yang rutin dilakukan setiap hari kepada para bawahan.
Secara umum manajemen mempunyai tiga tugas pokok, pertama, mempersiapkan rencana atau strategi umum bagi perusahaan. Kedua, Melaksanakan rencana tersebut. Ketiga, mengadakan evaluasi, menganalisa, serta mengawasi rencana tersebut dalam pelaksanaannya.
Keesokan harinya atau tepatnya di hari kedua 15 September 2016, pelaksanaan Pelatihan Remitansi masih diikuti dengan antusias oleh peserta. Tidak ketinggalan para peserta juga diajak kembali untuk mengingat beberapa materi yang telah didapati kemarin. Dihari kedua ini, yang masih difasilitasi oleh Agun Ardianto, dalam pemaparannya beliau mengajari tentang Standard Operating Procedure (SOP).
SOP merupakan merupakan alat standarisasi yang sangat kritikal dalam berbisnis, dan semua menyadari tentang hal ini, namum masih sebagian orang standart tidak terlalu penting padahal, SOP dalam suatu perusahaan merupakan alat kolaborasi yang sangat perlu sehingga setiap anggota tim mengerti peran masing-masing dan setiap aktivitasnya berjalan dengan baik dan sesuai prosedur. Hal seperti ini tidak hanya terjadi di industri kecil, industri besar dan mapan seperti perusahaan transportasi, industri kesehatan hingga layanan masyarakat pun tak lepas dari layanan yang buruk karena tidak ada SOP yang baik.
Menurut Agun, tujuan utama SOP adalah untuk memastikan bahwa setiap aktivitas dilakukan dengan variasi sekecil-kecilnya, walaupun dilakukan oleh orang yang berbeda-beda dan tidak tergantung kepada orang, namun membuat sistem yang bisa dijalankan oleh siapapun juga. Selain itu SOP menjadi dasar untuk melakukan perbaikan terus-menerus dan SOP membantu kita melakukan kolaborasi. Dengan standarisasi, kita dapat bekerja sama dalam sebuah organisasi dengan baik.
Dalam pemaparannya dia mencontohkan Misalnya ibu memproduksi kopi, pesanannya bisa sampai ratusan kilo. Jangan sampai karena pesanannya banyak hasilnya tidak sama. Hasilnya harus tetap sama mulai dari tingkat kematangannya dan kualitasnya. Oleh karena kualitas barang harus tetap di perhatikan jangan sampai ada perubahan pada sistem pembuatannya.
Diakhir acara Agun Ardiyanto juga menginformasikan beberapa strategi pemasaran mengangkat produk lokal yang bisa dijalankan untuk memperluas jangkauan pasar produk ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas Tanoker Ledokombo.
Pertama, Melengkapi produk dengan kemasan yang menarik. Untuk meningkatkan nilai jual produk lokal, bisa melengkapinya dengan kemasan produk yang terlihat cantik dan menarik. Hal ini penting, sebab pertama kali yang dilihat para konsumen adalah kemasannya yang unik dan menarik sehingga mereka mulai penasaran dengan produk tersebut dan akhirnya memutuskan membeli dagangan yang Anda tawarkan.
Kedua, mengembangkan jaringan pemasaran produk ke pasar modern. Langkah kedua yang bisa anda jalankan yaitu mengembangkan jaringan pemasaran agar produk lokal bisa masuk kebeberapa pasar modern, seperti misalnya supermarket, minimarket, mall, serta pusat perbelanjaan lainnya.
Ketiga, mempromosikan produk melalui event pameran. Selain mempercantik penampilan produk dan memasarkannya ke pasar-pasar modern, Anda bisa mengenalkan produk lokal kepada masyarakat luas melalui event-event pameran yang diselenggarakan pihak pemerintah maupun swasta.
Kempat, membuka gerai pemasaran produk UKM. hal ini berguna untuk mengoptimalkan pemasaran produk lokal dan menampung semua potensi bisnis yang dihasilkan. Kementerian Koperasi dan UKM mulai mencanangkan pendirian UKM Mart di seluruh penjuru nusantara. Strategi ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengangkat produk lokal yang dihasilkan. UKM Mart ini hampir sama seperti warung, hanya saja komoditas andalannya dari penduduk lokal.
Diakhir acara ada beberapa rencana tindak lanjut pasca dilaksanakannya pelatihan remitansi dengan tema; Kiat Jitu Menemukan Peluang dan Mengelola Wirausaha untuk Buruh Migrant dan Anggota Keluarganya. Diantaranya adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang salah satu dilakukan oleh peserta adalah mengadakan pertemuan rutin bulanan yang fokus mendiskusikan pemasaran produk serta selalu inten berkomunikasi lewat media sosial. (Iwan)