Jurnalisme Warga Untuk Melindungi Buruh Migran
Hari Jum’at menjadi hari yang selalu ditunggu-tunggu oleh sekelompok pemuda Desa Sumbersalak. Sekumpulan pemuda ini bukan hanya sekedar bertemu namun mereka tergabung dalam sebuah komunitas yang diberi nama Tim Redaksi Sumbersalak (TIRES).
Pertemuan rutin ini terus berjalan untuk melakukan serangkaian kegiatan demi sebuah perubahan di desanya. Jengkal demi jengkal kegiatan terus digalang walaupun tak ada upah untuk mereka. Kali ini pertemuannya berbeda karena dihadiri oleh salah satu anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Mbak Ika, jum`at, 12 agustus 2016.
Pada pemaparan materi, ada tampilan slide yang bertuliskan, ”Jurnalisme warga untuk melindungi buruh migran”. Awal diskusi dimulai dengan sebuah pertanyaan, “materi apa saja yang bisa dijadikan bahan tulisan?, tanya Ika pada seluruh anggota TIRES. “Kira-kira apa saja yang bisa kita jadikan tulisan?, ulang Ika. “Potensi yang ada di desa”, jawab Diah, anggoa TIRES. “Kegiatan yang ada di desa”, sahut Lutfi, yang juga salah satu anggota TIRES.
Beberapa jawaban di lontarkan dari masing-masing anggota TIRES, Akhirnya dari semua jawaban yang ada kemudian disimpulkan bahwa bahan yang bisa di jadikan tulisan adalah hal-hal yang berkaitan dengan apa saja yang ada di desa dan kebutuhannya.
Website desa, www.sumbersalak.desa.id, yang dikelola oleh TIRES, Ika menyarankan untuk membuat fersi ofline dari isi website yang sudah ada sehingga nantinya bisa berupa lembaran-lembaran atau berupa buletin yang nantinya kawan-kawan sebar diseluruh desa. Sedangkan informasi yang di sajikan bisa berupa peristiwa yang sedang terjadi ataupun pengamatan secara langsung tentu dengan tetap memperhatikan kode etik yang berlaku dalam dunia jurnalistik.
Ika juga menjelaskan beberapa poin penting untuk menghindari jeratan pidana dalam menulis informasi yang berkaitan dengan kinerja aparatur negara, dalam hal ini adalah pemerintah desa. Diantaranya, informasi yang disajikan merupakan pengetahuan bersama untuk melaporkan apa yang terlihat, tidak subjektif, serta tanpa kata gossip. Nampak suasana saat itu, kawan-kawan tires begitu serius memperhatikan setiap penjelasan yang di sampaikannya.
Beberapa saat setelah penjelasan, Ika melontarkan pertanyaan kembali tentang kesulitan apa yang dirasakan dalam menulis, “Biasanya saya merasa bingung untuk menyusun kalimat perkalimatnya mbak?”, tanya Ruroh, anggota TIRES. Ika menjelaskan bahwa dalam menulis bisa mengunakan kalimat-kalimat efektif (SPOK), kalimat sedang melakukan sesuatu (dengan imbuhan me-). Sedangkan kecendrungan yang ada saat ini banyak mengunakan kalimat pasif.
“Dalam membuat tulisan bisa juga secara langsung pada peristiwa yang sedang terjadi didepan kita (reportase), reportase ini di lakukan dengan menjelaskan secara runtut sebuah kejadian sesuai dengan apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan”, imbuh Ika.
Ika juga menyampaikan, tahapan dalam peliputan berita yaitu perencanaan, peliputan, penulisan, editing, dan publikasi. Selain tahapan, cara mencari berita yaitu melalui reportase (pengamatan langsung/ merasakan sendiri sebuah peristiwa), lalu melaksanakan wawancara. Dan untuk tambahan bisa mengunakan riset sebelumnya yang bisa di ambil dari internet, buku, majalah dan lain-lain yang dapat dijadikan sumber informasi.
Setelah panjang lebar diskusi bergulir, Selanjutnya TIRES diminta untuk membuat reportase tentang gambar yang ditayangkan pada layar viewer. sepuluh menit kemudian TIRES mengumpulkan hasilnya untuk mendapatkan arahan dan masukan terhadap masing-masing tulisan.
Dari pengalaman belajar menulis ini, TIRES lebih memahami bagaimana cara untuk menulis berita sederhana tanpa kebingunganuntuk mencari bahan tulisan lagi. Berkaitan dengan tampilan judul pembuka di awal yaitu kaitannya dengan buruh migran, Ika juga menjabarkan hal-hal apa saja yang bisa di tulis untuk dimuat diwebsite. Terbagi menjadi tiga bagian pokok yaitu pra-pemberangkatan, penempatan, dan pemulangan buruh migran.
Masa pra pemberangkatan memang banyak yang digali dan dijadikan tulisan misalnya saja pembuatan dokumen, hadirnya Calo , biaya yang dikeluarkan, persiapan SKTII, Tujuan Negara dan lain-lain yang berkaitan dengan pra-pemberangkatan. Masa penempatan hal-hal yang bisa dijadikan tulisan antara lain organisasi terkait buruh migran, kondisi keluarga yang ditinggalkan, pola asuh anak buruh migran, kasus akibat buruh migrant dan lain-lain yang berkaitan dengan penempatan. Sedangkan pada tahap pemulangan hal yang bisa dibahas bisa dari kegiatan yang dilakukan para mantan TKI, tabungan hasil bekerja, serta pembelanjaan, dan masih banyak yang lainnya.Siti Masruroh, S. Pd
Diskusi berjalan dengan lancar dan penuh semangat untuk belajar dari para anggota TIRES. Sebelum diskusi dimulai, kami juga kedatangan tamu staf KEDUBES AUSTRALIA, yaitu Ria Houria, untuk memantau persiapan acara yang akan dilaksanakan pada tanggal 01 oktober 2016 sekaligus ingin mengetahui langsung kegiatan TIRES.
Demikian salah satu kegiatan TIRES yang penuh dengan dinamika. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan dalam menulis berita agar website yang dikelola menjadi sumber informasi yang lebih baik.