Kecamatan Ledokombo Khususnya Desa Sumbersalak merupakan desa yang kaya akan aneka tanaman obat-obatannya. Kini masyarakatnya tak perlu bingung kemana harus melangkah demi mengenal ragam tanaman penyembuh, cukup mendatangi kampung jamu “SEKARWANGI ” yang letaknya di dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember, anda sudah dapat mengetahui dan merasakan berbagai aneka jamu tradisional buatan ibu Mantan Buruh Migran.
Salah satunya adalah Jamu Oteoporosis yang mampu menghilangkan dan mengobati pegel linu dan sakit sendi. Jamu yang berbahan dasar dari Temu lawak, Jahe, kencur dan lain sebagainya ini diambil dari tanaman jamu yang berasal dari daerah sekitar dengan mempertahankan kemurnianya dan keasliannya tanpa di campuri dengan bahan pengawet maupun zat kimia lainnya.
Tidak mau ketinggalan dengan potensi alam yang sudah disediakan oleh sang pencipta, kini kelompok ibu-ibu yang tergabung dengan Kelompok Sekarwangi meluncurkan produk barunya yakni, “Kopi Ndeso” . Menurut Ibu sumarti, selaku koordinotor kelompok, mengatakan jika ide membuat bubuk kopi ndeso tersebut berawal dari banyaknya perkebunan kopi yang dikelola oleh warga sekitar yang menggantungkan hidupnya terhadap penghasilan kopi, oleh sebab itu muncul ide untuk membuat kemasan bubuk kopi.
Disisi lain, hampir di setiap rumah warga sekitar menghormati para tamu yang datang bertamu ke kediaman mereka dengan menyediakan kopi. Tradisi tersebut sudah melekat dipedesaan khususnya di masyarakat Ledokombo. Bahkan hingga kini masih banyak orang-orang tua maupun ibu-ibu Rumah tangga yang masih memproduksi kopi untuk dikonsumsi sendiri, tidak untuk diperjualbelikan.
kelompok Sekarwangi ini merupakan kelompok ibu-ibu mantan buruh migran dampingan komunitas Tanoker Ledokombo. Dalam memproduksinya pun masih dengan peralatan yang benar-benar tradisional. Proses pembuatannya pun sederhana dengan menggunakan alat seperti biasanya.
Mulai dari pemilihan biji kopi yang berkualitas bagus yang berwarna merah , kemudian dilakukan pengupasan secara tradisional menggunakan Alu atau Lumpang dan ditumbuk sedemikian rupa sampai kulit dari cangkangnya terkelupas sendiri. Kemudian dijemur langsung dibawah sinar matahari selama 5 sampai 7 hari, ketika kopi tersebut sudah dianggap kering lalu disangrai seperti biasa, yang menarik, biji kopi tersebut disangrai dengan masih menggunakan “Wajan” yang terbuat dari tanah liat tanpa menggunakan minyak dan menggunakan alat pemanas kayu bakar saja. Saat kopi yang sudah disangrai warnanya berubah menjadi coklat kelam dan sudah tercium aroma khas kopi, itu artinya kopi sudah matang dan siap diproses selanjutnya. Proses penghalusannyapun, kelompok yang sudah memproduksi beberapa jamu ini menggunakan alat yang masih tradisional yakni menggunakan Lesung yang terbuat dari kayu. Setelah ditumbuk, kemudian di kemas dengan kemasan yang bervariasi, ada yang 50 Gram hingga 500 Gram
Sementera itu Sumarti, selaku Koordinotor kelompok Sekarwangi mengatakan jika pemasaran produknya pun masih terbatas yakni mengandalkan beberapa acara yang diselenggarakan oleh Tanoker Ledokombo, seperti halnya ada kegiatan seminar maupun beberapa kunjungan tamu penting yang singgah di komunitas tersebut.
Anda tertarik dengan ingin mencoba kopi ndeso ini??? Datang aja ke Tanoker Ledokombo