Ledokombo, Jember (22/9) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise kembali menghadiri Festival Egrang Ke – 9 di Tanoker Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Festival dengan tema “Pangan Sehat untuk Perdamaian” ini, digelar setiap tahun sebagai bentuk upaya pemerintah dalam melindungi hak tumbuh kembang anak, melalui ajang kreativitas anak untuk mengisi waktu luangnya dengan hal positif dan kreatif, serta mendorong anak untuk tetap mencintai kebudayaan daerah. Festival ini sekaligus memperkuat hubungan berbagai lapisan masyarakat dan pemerintah mulai dari tingkat desa hingga internasional, dikemas melalui pendekatan budaya yang mengakar di Kabupaten Jember.

“Saat ini, banyak permainan tradisional anak yang hilang akibat tergantikan gadget. Hal ini menimbulkan berbagai masalah pada anak, seperti mengalami kelebihan berat badan (obesitas), egois, mudah marah, kurang empati, tidak mengenal lingkungan sekitar, sering melawan orangtua, dan lain-lain, karena anak telah terpapar informasi yang tidak layak. Kita sebagai orang dewasa, tidak boleh diam saja membiarkan masa depan anak menjadi penuh masalah. Anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dijaga hak tumbuh kembangnya, demi mewujudkan anak yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia, dan cinta tanah air sesuai Konvensi tentang Hak-Hak Anak (KHA). Ada 31 hak anak yang wajib dilindungi, dihargai dan dipenuhi Negara, salah satunya yaitu hak dalam memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan positif, inovatif dan kreatif. Melalui festival Egrang ini, anak dapat mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan waktu luang, sekaligus dapat melestarikan budaya lokal di Indonesia,” ungkap Mama Yo dalam sambutannya pada Acara Festival Egrang ke-IX di Ledokombo, Jember, Jawa Timur.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengapresiasi upaya Komunitas Tanoker Ledokombo bersama Pemerintah Kabupaten Jember yang sejak 2010 telah bekerjasama melaksanakan Festival Egrang, dengan merevitalisasi permainan tradisional Egrang. Festival Egrang ini, lahir dari semangat dan optimisme anak-anak Ledokombo, yang hampir 9 tahun terakhir telah mengubah banyak hal, memandu Ledokombo untuk bergerak menjadi ‘desa dunia’. Anak-anak memodifikasi permainan egrang yang sifatnya ‘lampau’ menjadi menarik dan ‘kekinian’ dengan dipadukan perkusi dan gerak tari, menjadi kreasi seni yang khas bernama ‘Tarian Egrang’.

“Saya sangat senang, dibandingkan tahun sebelumnya, festival tahun ini melibatkan peserta yang tidak pandang usia, mulai dari anak hingga lansia. Hal ini menandakan tidak hanya hak, harkat dan martabat anak dan perempuan saja yang diperhatikan, melainkan lansia juga mendapatkannya. Adanya partisipasi anak, perempuan dan lansia dalam acara ini, membuat mereka merasa Negara telah hadir, melindungi hak mereka terutama kaum lansia yang banyak dilupakan. Saya sudah mendengar langsung deklarasi yang disampaikan forum anak Jember, saya meminta kepada pemerintah Jember untuk mendengarkan suara mereka, perhatikan dan penuhi hak mereka serta libatkan anak-anak, perempuan dan para lansia dalam musrembang. Agar pemerintah dapat mendengar secara langsung aspirasi dan kebutuhan mereka yang harus dipenuhi, dengan begitu kabupaten ini dapat dinyatakan responsif gender dan ramah anak. Saya harap seluruh kab/kota di Indonesia dapat melakukan hal serupa, serta menjadikan Jember sebagai role model kabupaten responsif gender dan ramah anak,” ungkap Menteri Yohana.

Rangkaian Festival Egrang ke-9, menghadirkan beberapa kegiatan dan perlombaan yang diikuti berbagai sekolah di kabupaten Jember, diantaranya yaitu lomba mewarnai tingkat TK/RA; lomba menggambar untuk tingkat SD/MI; lomba mural (menggambar di dinding) bertema Pangan Sehat untuk perdamaian (Food For Peace) bernuansa egrang; lomba inovasi produk kerajinan tangan (handycraft); Temu anak/jambore untuk saling belajar dalam penguatan kepemimpinan anak desa; Festival kuliner. Puncak acara Festival Egrang ini, menampilkan Lomba Pawai Egrang yang diikuti anak-anak se-kabupaten Jember untuk memperebutkan piala bergilir dari Kemen PPPA yang diberikan setiap tahunnya. Selain itu ada pameran foto terkait ‘Pangan Sehat untuk Perdamaian’; lomba berburu foto untuk pangan sehat dan pawai egrang; lomba foto selfie; lomba video; bazar kerajinan tangan; bazar kuliner; Pameran kelompok Destinasi Wisata di Jember.

Pada rangkaian Festival hari ini, Menteri Yohana didampingi Bupati Kabupaten Jember, Hj. Faida mengunjungi bazar kuliner yang mengangkat tema “Kuliner lokal sehat untuk perdamaian”, serta bazar inovasi kerajinan tagan perempuan berupa kain batik khas Jember. Menteri Yohana juga dengan antusias melakukan flashmob Gemu Famire bersama para perempuan lansia di sepanjang jalan utama Ledokombo, Jember. Kemudian menyaksikan Deklarasi Forum Anak Jember yang berkomitmen mendukung serta berperan aktif dalam pembangunan daerah, siap mengembangkan potensi bakat dan minat demi mendukung terwujudnya Kabupaten Jember Layak Anak; serta menjadi anak Indonesia yang setia kepada NKRI. Rangkaian acara diakhiri dengan melepas defile pawai egrang yang diikuti anak-anak kabupaten Jember. Festival egrang ini juga dimeriahkan oleh pegiat egrang dari Yogyakarta, Yudi karyono dan pegiat egrang Belgia, Jonas De smedth.

“Dari sisi perlindungan perempuan, Kemen PPPA sudah membentuk sekolah perempuan di Provinsi Papua, kami juga berencana untuk membuat sekolah perempuan di Provinsi Jawa dan Ibu bupati Jember bersedia membentuknya di kabupaten ini. Sehingga kedepan, Kemen PPPA akan membuat MoU dengan pemerintah Kabupaten Jember, untuk membentuk sekolah perempuan yang akan memberi pendidikan dan pengetahuan kepada perempuan dari berbagai usia, secara gratis dan bebas. Agar mereka dapat mempelajari berbagai ilmu dan keterampilan di bidang apapun sesuai kemampuan dan kebutuhan, seperti pendidikan memasak, membuat kerajinan tangan, menjahit, ilmu kecantikan seperti salon. Senua disesuaikan dengan kearifan lokal kabupaten Jember,” tutup Menteri Yohana.

Siaran Pers Nomor: B- 174/Set/Rokum/MP 01/09/2018

SHARE