Anak-anak Tanoker mendapat kepercayaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Mereka diundang untuk memeriahkan Hari Anak Nasional 2018 di Pasuruan Senin (23/7). Permainan tradisional egrang menjadi suguhan menarik para undangan.
Cicik Farha, pendiri Komunitas Tanoker mengatakan tim anak-anak Tanoker merupakan generasi yang kreatif. Tak heran, mereka dinilai sebagai anak yang memiliki bakat istimewa, kreatif dan inspiratif. “Egrang menjadi salah satu permainan tradisional dibuat menjadi tarian,” katanya.
Cicik menilai kehadiran anak-anak Tanoker menjadi suara bagi perjuangan anak-anak yang termarjinal, yakni anak desa serta anak buruh migran. Mereka bisa menunjukkan bahwa bisa berprestasi meskipun berada di daerah pinggiran.
Bagi Cicik, prestasi yang diraih oleh Kabupaten Jember sebagai kota layak anak merupakan langkah awal untuk memperkuat hak-hak anak Jember. “Ini komitmen jangka panjang, harus diteruskan untuk mengakomodir hak anak,” jelasnya.
Istri dari Suporahardjo tersebut menjelaskan penghargaan KLA harus menjadi penyemangat bagi pemerintah untuk memajukan hak-hak anak Jember menjadi lebih baik. “Pemerintah harus banyak mendengar aspirasi anak,” ujarnya.
Bukan mengatasnamakan anak, namun anak dijadikan sumber proses perjuangan. Kemudian, mengapresiasi setiap mimpi yang dimiliki oleh anak. “Semua impian dan harapan anak harus diapresiasi,” tuturnya.
Dia menambahkan pemerintah harus menyediakan wadah bagi anak-anak untuk berekspresi. Wadah yang membuat anak tidak tertekan, mulai dari rumah, sekolah, tempat ibadah. “Semua tempat harus ramah anak,” ujarnya.
Selain itu, setiap ada kegiatan yang merencanakan program, baik di tingkat RT hingga kabupaten, anak-anak perlu dilibatkan. Aspirasi dari mereka harus ditampung. “Dalam pengambilan kebijakan, libatkan anak-anak untuk berdialog,” tandasnya.
Dikutip dari : https://radarjember.jawapos.com/read/2018/07/25/90302/tanoker-meriahkan-perayaan-han-2018