Kedutaan Besar Australia dari Departement of Foreign Affairs and Trade (DFAT). Fleur Davies mengunjungi Desa Peduli Buruh Migran dan Anggota Keluarga (Desbumi) Sumbersalak, dalam kunjungannya Fleur didampingi oleh beberapa petinggi dari rombongan Maju Perempuan Indonesia Untuk Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU), Migran Care, dan Tanoker Ledokombo. Serta keterwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jember yang hadir dalam acara tersebut. Kamis, 01 September 2016. Dalam kedatanggannya mereka disambut dengan tarian Egrang dari Komunitas Belajar Tanoker Ledokombo yang juga disaksikan oleh lapisan masyarakat Sumbersalak yang hadir dalam undangan itu.

Pada sambutannya, Kepala desa Sumbersalak, Abdul Haki, mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Komunitas Tanoker Ledokombo yang didukung oleh beberapa organisasi Internasional, yang telah banyak membantu memperdayakan penduduk Sumbersalak, utamanya keluarga buruh migran. “Mereka dilatih membuat jamu, Makanan Ringan, serta beberapa Produk lainnya”. Kata mantan Buruh migran ini.

“Tidak Hanya itu, mereka juga diajari cara memasarkannya serta mengurusi perizinan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember yang tidak mudah,” Lanjutnya.

Sementara itu Kedutaaan Besar Australia, Bidang Pembangunan Tata kelola Pemerintahan dan Sumber Daya Manusia yang diwakili oleh Fleur Davies, menyatakan keinginannya untuk belajar dari beberapa pengalaman yang telah dilakukan oleh masyarakat Sumbersalak dalam membangun Desbumi. “Pemerintah Australia berkomitmen untuk membantu pembangunan Indonesia yang salah satunya di Jawa Timur,” katanya.

“Melalui program MAMPU, Australia bekerja dengan pemerintah Indonesia diwakili oleh Bappenas untuk menjangkaui perempuan di wilayah miskin. Karena Lebih dari 1600 desa di seluruh Indonesia menjadi wilayah jangkauan kerja sama dan Semoga desbumi di desa Sumbersalak dapat menjadi inpirasi bagi desa-desa yang lain.” Lanjut Fleur

Sementara itu Sisillia Velayati, selaku program officer dan koordinator sosial politik di Tanoker Ledokombo mengatakan bahwa, dengan program DESBUMI Desa Sumbersalak menjadi desa yang inspiratif, masyarakat tumbuh dengan berbagai kreasi yang ingin dipersembahkan bukan hanya untuk desanya, tetapi juga untuk Jember, untuk Indonesia, serta untuk dunia.

Lebih lanjut dia memaparkan pasca di tetapkannya sebagai desa peduli Buruh Migran oleh menteri tenaga Kerja RI beberapa bulan yang lalu adalah bersama membangun dan mengembangkan DESBUMI di Desa Sumbersalak untuk perlindungan Buruh Migran dan Keluarganya diantaranya, Layanan Informasi (adanya Pusat Pelayanan Informasi Terpadu yang dikelola oleh pemuda dan pemudi Sumbersalak dengan kegiatan pengeoloaan media sosial desa, pembuatan dan penyebaran brosur desa dan PPIT, komunikasi jarak jauh dengan BMI yang ada di luar negeri), Pengurusan Dokumen (on the spot pelayanan pembuatan 421 akta kelahiran, 237 KK, 81 KTP yang mayoritas milik keluarga buruh migran), Penanganan Kasus (7 kasus), Pemberdayaan Ekonomi (kampung wisata belajar dimana BMI dan keluarganya menjadi motor atau pegiat dengan berbagai macam karya seperti makanan dan minuman tradisional, makanan ringan sehat, produk pertanian organik, kerajinan tangan berstandart nasional, Sosialisasi Migrasi Aman, Pendataan Kondisi BMI dan Keluarganya, Peraturan Desa (PERDES) Sumbersalak tentang Perlindungan TKI dan Anggota Keluarganya Asal Desa Sumbersalak, serta Pemerintah desa Sumbersalak menganggarkan dari dana desa tahun 2016 untuk pelatihan dan pembinaan buruh migran.One

SHARE